RSS

Arsip Bulanan: Oktober 2010

Pahlawan Ilegal ( Tanpa sertifikat )

Kebingungan nina ternyata belum berakhir setelah ia mempunyai netbook, justru inilah puncak kebingungan nina, nina yang memang dasarnya tidak terlalu tahu tentang teknologi, tapi disela-sela kebingungan yang melanda nina, datanglah sang pahlawan tanpa sertifikat yang sekaligus membuat hati nina merasa melayang di udara.

Sesampainya di rumah setelah membeli netbook, nina langsung mencoba netbooknya, nina tidak sabar ingin segera memainkan netbook barunya, yang ada dipikiran nina saat itu yes aku punya netbook baru, yang bisa aku bawa kemana-mana keren kan gw, kata nina di dalam hatinya sambil tersenyum bahagia, namun setelah ia menyalakan netbooknya dan muncul jendela dekstop, nina mulai gemetar dan di saat itulah keringat nina mulai keluar dari sela pori-pori kulitnya, keringat yang pertama muncul bentuknya normal namun ketika nina mengklik tombol start, kemudian nina mengarahkan kursornya pada Microsoft office lalu memilih Ms.Word, namun apa yang terjadi setelah nina mengklik MS.Word halamnnya tidak langsung terbuka, tetapi yang muncul adalah kotak jendela yang meminta kode untuk keamanan, ketika muncul kotak keamanan, nina mulai resah keringat yang keluar dari pori-porinya pun mulai lebay tidak normal seperti sebelumnya, baju nina mulai basah oleh keringatnya, nina mulai kesal dan mulai menitikan air matanya, nina bingung kenapa netbooknya seperti itu, tidak normal seperti netbook milik orang lain.

Dalam hati, nina bertanya-tanya apakah tuhan memang menciptakan aku untuk menjadi seseorang yang selalu di kelilingi oleh semua hal yang lebay, mulai dari keluargaku, keringatku dan sekarang netbookku yang mulai lebay meminta kode keamanan yang membuatku bingung, nina memutuskan untuk bertanya pada ketu, nina bertanya kenapa ketika ia ingin membuka MS.Word dan Excel selalu muncul kotak kemanan,namun setelah di tunggu selama satu jam ketu tak kunjung membalas smsnya, nina mulai putus asa nina menangis didepan netbooknya meratapi dirinya, nina kesal kenapa ia tidak pandai tentang teknologi, kenapa ia bisa begitu polos dengan yang namanya teknologi, ketika nina sedang meratapi dirinya, tiba-tiba nina di kagetkan dengan bunyi sms, dibukanya sms itu ternyata dari ketu, namun nina tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari ketu, justru jawaban ketu membuatnya semakin takut, ketu menjawab “ mungkin itu karena kamu memakai windows 7, kalo punyaku yang windows Vista ga gituna, atau mungkin netbooknya barang KW hahahaha”, kekesalan nina kini berada dalam tingkat klimaks dimana jika ada yang mebuatnya jengkel, sudah pasti orang itu semalam bermimpi keruntuhan duren busuk karena harus mendapatkan dorprize dari nina.

Setelah membaca SMS balasan dari ketu tangisan nina semakin menjadi-jadi, tubuhnya gemetar berguncang cukup hebat, tanpa di sadari nina kencing di celana karena saking bingung dan kalutnya, karena nina tidak menyadari bahwa dirinya kencing di celana, ketika nina bangun dari duduknya dan sedikit berlari untuk memberi tahu kakaknya bahwa netbooknya eror, tiba-tiba nina terjatuh kepleset namun yang ada di pikiran nina saat itu bahwa ia jatuh karena ada yang jorokin dia, padahal di tempat itu tidak ada satu orngpun kecuali nina, nina berlari sambil berteriak-teriak memanggil kakaknya.

Setelah bertemu dengan kakanya, kakaknya bertanya “ ada apah sih na, kok teriak-teriak gitu, terus itu dengkul kamu kenapa kok  jalannya pincang gt? “ nina menjawab “ itu kak tadi jatoh kaya ada yg jorokin padahal gag ada sapa2 serem, mana itu netbook eror lagi, masa baru beli dah eror” kakaknya terkejut dia bepikir haduh kok bisa sih netbook baru sudah rusak,karena kakaknya jugha sama polosnya dengan nina kakanya memanggil om dan tantenya untuk memberitahukan bahwa netbooknya nina yang baru di beli sudah eror, om dan tantenyapun terkejut, lalu mereka semua beranjak untuk melihat netbooknya, namun setelah sampai di ruang tamu kakaknya menginjak ompolan nina tadi, kakaknya bertanya “ na ini air apa kok bau pesing? Nina menjawab “ gag tau kak tadi nina jatoh disitu kayana nina terpleset deh bukan karena ada yang jorokin, tapi itu air apa yah? Jangan-jangan ada hantu lagi di rumah ini?” mereka semua saling pandang karena kebingungan, kemudian tantenya melihat kalo celana yang di pakai nina basah , “ na terus itu kenapa celana kamu basah kuyup kaya gitu?” nina kemudian meraba dan melihat celananya kemudian nina tertawa terbahak-bahak, kakak, om dan tantenya kini mulai bingung melihat nina tiba-tiba tertawa, “ na kenapa kok kaya kemasukan setan gitu, tiba-tiba ketawa gag jelas” sahut kakaknya, lalu nina menjawab dengan malu-malu “ kayana itu bukan air karena setan deh kak, tapi itu air ompolannya nina” kemudian kakak, om dan tantenya nina tertawa berbarengan, “ nina nina kok bisa kamu ngompol di celana sampai gag kerasa kaya gituh, pake di bilang itu air setan segala lagi hahahaha” kata omnya sambil terus tertawa. Setelah di lihat netbooknya menurut om nya “netbooknya bawa saja ke kampus mungkin temen kamu ada yang bisa bantu, gag mungkinkan netbook baru eror, namun kalo masih temen kamu gag bisa, besok sepulang dari kampus kita balik lagi ke careffour buat di perbaiki atau ditukar” “ ya udah besok nina mau bawa ke kampus, nina jugha mau mandi dulu mau bersih-bersih”.kemudian nina pergi ke kamarnya tanpa merasa bersalah dan malu.

Keesokan harinya nina pergi ke kampus dengan membawa netbooknya, dengan harapan temannya agus bisa membantunya, namun setalah nina bertanya kepada agus tentang netbooknya yang selalu meminta kode keamanan, agus hanya menjawab aduh na maaf kalo masalah beginian saya gag ngerti, mendengar kata-kata itu tubuh nina membeku bagaikan disambar petir, tanpa di sadari nina mulai menitikan air mata, teman-temanya yang ada disitu mulai kebingungan kenapa nina tiba-tiba menangis, tangisan nina membuat dirinya menjadi pusat perhatian anak-anak kampus, hingga muncul ozy dan bertanya, hei kenapa menangis ada apah?, kemudian nina menjelaskan semua masalah tentang netbooknya kepada ozy, setelah dijelaskan ozy mengecek netbooknya nina, setelah di cek ozy, menurut ozy netbook nina seperti itu karena netbooknya belom terpasang anti virus, setelah tau seperti itu nina merasa sedikit lega, kemudian nina meminta tolong agar ozy memasang antivirusnya,ozy menjawab tenang saja na nanti saya install antivirusnya dan saya bisa ngajarin nina belajar netbook kalo nina mau, mendengar kata-kata itu nina bahagia sekali, persaan sedih yang meliputinya seketika sirna, dalam hatinya ia berkata kau memang pahlawan tanpa sertifikatku.

Namun setelah di pasang antivirus oleh ozy netbooknya sama sajah tidak menunjukan perubahan, tetap pada keadaan semula ini membuat nina semakin bingung, apa yang harus nina lakukan, namun saran ozy windowsnya harus diganti dengan windows XP kalo sulit menggunakan yang windows 7, kalo mau ganti nanti saya bantu, kata ozy sambil memamerkan senyuman manisnya.

Inilah awal cinta nina kepada ozy,jika mau tahu kisah cinta nina selanjutnya di tunggu di judul selanjutnya yaitu NETBOOK CINTA

Mohon komentarnya ya, agar bisa jadi bahan koreksi

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 30 Oktober 2010 inci Tulisanku

 

Tag: , , , , , , , ,

Suara Emas Dari Ethiopia

Suatu malam, jauh sepeninggal Rasulullah, Bilal bin Rabbah, salah seorang sahabat utama, bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya itu, Bilal bertemu dengan Rasulullah.

“Bilal, sudah lama kita berpisah, aku rindu sekali kepadamu,” demikian Rasulullah berkata dalam mimpi Bilal.

“Ya, Rasulullah, aku pun sudah teramat rindu ingin bertemu dan mencium harum aroma tubuhmu,” kata Bilal masih dalam mimpinya. Setelah itu, mimpi tersebut berakhir begitu saja. Dan Bilal bangun dari tidurnya dengan hati yang gulana. Ia dirundung rindu.

Keesokan harinya, ia menceritakan mimpi tersebut pada salah seorang sahabat lainnya. Seperti udara, kisah mimpi Bilal segera memenuhi ruangan kosong di hampir seluruh penjuru kota Madinah. Tak menunggu senja, hampir seluruh penduduk Madinah tahu, semalam Bilal bermimpi ketemu dengan nabi junjungannya.

Hari itu, Madinah benar-benar terbungkus rasa haru. Kenangan semasa Rasulullah masih bersama mereka kembali hadir, seakan baru kemarin saja Rasulullah tiada. Satu persatu dari mereka sibuk sendiri dengan kenangannya bersama manusia mulia itu. Dan Bilal sama seperti mereka, diharu biru oleh kenangan dengan nabi tercinta.

Menjelang senja, penduduk Madinah seolah bersepakat meminta Bilal mengumandangkan adzan Maghrib jika tiba waktunya. Padahal Bilal sudah cukup lama tidak menjadi muadzin sejak Rasulullah tiada. Seolah, penduduk Madinah ingin menggenapkan kenangannya hari itu dengan mendengar adzan yang dikumandangkan Bilal.

Akhirnya, setelah diminta dengan sedikit memaksa, Bilal pun menerima dan bersedia menjadi muadzin kali itu. Senjapun datang mengantar malam, dan Bilal mengumandangkan adzan.

Tatkala, suara Bilal terdengar, seketika, Madinah seolah tercekat oleh berjuta memori. Tak terasa hampir semua penduduk Madinah meneteskan air mata. “Marhaban ya Rasulullah,” bisik salah seorang dari mereka.

Sebenarnya, ada sebuah kisah yang membuat Bilal menolak untuk mengumandangkan adzan setelah Rasulullah wafat.

Waktu itu, beberapa saat setelah malaikat maut menjemput kekasih Allah, Muhammad, Bilal mengumandangkan adzan. Jenazah Rasulullah, belum dimakam-kan. Satu persatu kalimat adzan dikumandangkan sampai pada kalimat, “Asyhadu anna Muhammadarrasulullah.”

Tangis penduduk Madinah yang mengantar jenazah Rasulullah pecah. Seperti suara guntur yang hendak membelah langit Madinah.
Kemudian setelah, Rasulullah telah dimakamkan, Abu Bakar meminta Bilal untuk
adzan. “Adzanlah wahai Bilal,” perintah Abu Bakar.

Dan Bilal menjawab perintah itu, “Jika engkau dulu membebaskan demi kepentinganmu, maka aku akan mengumandangkan adzan. Tapi jika demi Allah kau dulu membebaskan aku, maka biarkan aku menentukan pilihanku.”

“Hanya demi Allah aku membebaskanmu Bilal,” kata Abu Bakar.

“Maka biarkan aku memilih pilihanku,” pinta Bilal.

“Sungguh, aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah,” lanjut Bilal.

“Kalau demikian, terserah apa maumu,” jawab Abu Bakar.

***

Di atas, adalah sepenggal kisah tentang Bilal bin Rabah, salah seorang sahabat dekat Rasulullah. Seperti yang kita tahu, Bilal adalah seorang keturunan Afrika, Habasyah tepatnya. Kini Habasyah biasa kita sebut dengan Ethiopia.

Seperti penampilan orang Afrika pada umumnya, hitam, tinggi dan besar, begitulah Bilal. Pada mulanya, ia adalah budak seorang bangsawan Makkah, Umayyah bin Khalaf. Meski Bilal adalah lelaki dengan kulit hitam pekat, namun hatinya, insya Allah bak kapas yang tak bernoda. Itulah sebabnya, ia sangat mudah menerima hidayah saat Rasulullah berdakwah.

Meski ia sangat mudah menerima hidayah, ternyata ia menjadi salah seorang dari sekian banyak sahabat Rasulullah yang berjuang mempertahankan hidayahnya. Antara hidup dan mati, begitu kira-kira gambaran perjuangan Bilal bin Rabab.

Keislamannya, suatu hari diketahui oleh sang majikan. Sebagai ganjarannya, Bilal di siksa dengan berbagai cara. Sampai datang padanya Abu Bakar yang membebaskannya dengan sejumlah Wang tebusan.

Bisa dikata, di antara para sahabat, Bilal bin Rabah termasuk orang yang pilih tanding dalam mempertahankan agamanya. Zurr bin Hubaisy, suatu ketika berkata, orang yang pertama kali menampak-kan keislamannya adalah Rasulullah. Kemudian setelah beliau, ada Abu Bakar, Ammar bin Yasir dan keluarganya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad.

Selain Allah tentunya, Rasulullah dilindungi oleh paman beliau. Dan Abu Bakar dilindungi pula oleh sukunya. Dalam posisi sosial, orang paling lemah saat itu adalah Bilal. Ia seorang perantauan, budak belian pula, tak ada yang membela. Bilal, hidup sebatang kara. Tapi itu tidak membuatnya merasa lemah atau tak berdaya. Bilal telah mengangkat Allah sebagai penolong dan walin-ya, itu lebih cukup dari segalanya.

Derita yang ditanggung Bilal bukan alang kepalang. Umayyah bin Khalaf, sang majikan, tak berhenti hanya dengan menyiksa Bilal saja. Setelah puas hatinya menyiksa Bilal, Umayyah pun menyerahkan Bilal pada pemuda-pemuda kafir berandalan. Diarak berkeliling kota dengan berbagai siksaan sepanjang jalan. Tapi dengan tegarnya, Bilal mengucap, “Ahad, ahad,” puluhan kali dari bibirnya yang mengeluarkan darah.

Bilal bin Rabah, meski dalam strata sosial posisinya sangat lemah, tapi tidak di mata Allah. Ada satu riwayat yang membukti-kan betapa Allah memberikan kedudukan yang mulai di sisi-Nya.

Suatu hari Rasulullah memanggil Bilal untuk menghadap. Rasulullah ingin mengetahui langsung, amal kebajikan apa yang menjadikan Bilal mendahului berjalan masuk surga ketimbang Rasulullah.

“Wahai Bilal, aku mendengar gemerisik langkahmu di depanku di dalam surga. Setiap malam aku mendengar gemerisikmu.”

Dengan wajah tersipu tapi tak bisa menyembunyikan raut bahagianya, Bilal menjawab pertanyaan Rasulullah. “Ya Rasulullah, setiap kali aku berhadats, aku langsung berwudhu dan shalat sunnah dua rakaat.”

“Ya, dengan itu kamu mendahului aku,” kata Rasulullah membenarkan. Subhanallah, demikian tinggi derajat Bilal bin Rabah di sisi Allah. Meski demikian, hal itu tak menjadikan Bilal tinggi hati dan merasa lebih suci ketimbang yang lain. Dalam lubuk hati kecilnya, Bilal masih menganggap, bahwa ia adalah budak belian dari Habasya, Ethiopia. Tak kurang dan tak lebih.

Bilal bin Rabah, terakhir melaksanakan tugasnya sebagai muadzin saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Saat itu, Bilal sudah bermukim di Syiria dan Umar mengunjunginya. Saat itu, waktu shalat telah tiba dan Umar meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan sebagai tanda panggilan shalat. Bilal pun naik ke atas menara dan bergemalah suaranya.

Semua sahabat Rasulullah, yang ada di sana menangis tak terkecuali. Dan di antara mereka, tangis yang paling kencang dan keras adalah tangis Umar bin Khattab. Dan itu, menjadi adzan terakhir yang dikumandangan Bilal, hatinya tak kuasa menahan kenangan manis bersama manusia tercinta, nabi akhir zaman.

“Ya Allah, selamatkanlah umat Islam yg sedang sengsara di Lubnan, Palestin, Afghanistan, Iraq, Chechnya serta diseluruh pelosok dunia akibat dari angkara mungkar dan kekejaman musuh-musuh Mu. Peliharakanlah mereka, lindungilah mereka, kasihanilah mereka dan berikanlah rahmatMu ke atas mereka.

Amin, ya Rabbal A’lamin.”

Sumber : syiar-islam (JUNHAIRI BIN ABD JALIL)

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada 29 Oktober 2010 inci Bukan Tulisanku

 

Tag: , , , , , , , ,

Netbook Kompor

Gadis remaja ini berumur 18tahun, panggil saja namanya nina, nina kini baru saja memasuki awal perkuliahan, nina kuliah di sebuah universitas swasta di kota bogor, nina semasa sma dulu terkenal sebagai anak yang pemberani, cerewet, ribet dan terlalu mendramatisir keadaan atau istilah kerennya bisa disebut LEBAY tingkat dewa hehehehe. Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 12 Oktober 2010 inci Tulisanku

 

Tag: , , , , , , , ,